KISAH SALAH SATU VETERAN ASAL JAWA BARAT YANG DIKENAL SEBAGAI BADAN BESI

 

MEREKA YANG TERLUPAKAN

A TRUE HERO ISN’T MEASURED BY THE SIZE OF HIS STRENGTH BUT BY THE STRENGTH OF HIS HEART

 

 

Semarang 17 Agustus 2021

Semarang 17 Agustus 1945

 

P R O K L A M A S I

 

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

 

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

 

Merah darahku adalah ungkapan bahwa semangat yang berkobar tidak akan padam hingga tetesan darah terakhir, dan putih tulangku adalah Mental Baja yang tidak akan pernah pudar, walau panasnya peluru menembus tubuh. Satu Kata untuk mereka para veteran bangsa Indonesia “ MERDEKA

 

Tak bisa ku bayangkan Pedihnya menahan rasa Sakit nan Rindu Keluabrga. 76 Tahun beralalu , jika kita ingat bahwa mereka yang pernah Merelakan Keringat Darah dan Kesempatan Hidup mereka bersama Keluarga Tercinta, MASIH berada bersama kita hingga saat ini. Tak patut selaku generasi muda saat ini kita hanya terfokus dengan masa depan tanpa melihat AKAR mengapa NEGARA ini bisa hingga sebesar ini. NILAI DEMI NILAI PERJUANGAN harus kita pelajari dan kita amalkan. JANGAN SESEKALI kita MELUPAKAN MEREKA yang pernah ada lebih dulu disini dengan penuh TEKANAN jiwa raga dan TUMPAH DARAH.

 

SEMUA BERAWAL DARI KOTA ASALKU BANDUNG

Kuyakin bahwa setiap Daerah punya tokoh veteran nya masing masing Namun itu semua bukanlah PEMISAH KITA karena kita adalah NKRI.

Di usianya yang hampir 100 tahun, Abah Emang masih mengingat peristiwa saat dirinya harus berperang melawan Belanda. Saat itu ABAH lahir di tahun 1923 tersebut bertugas sebagai Tentara Republik Indonesia (TRI) berpangkat Pratu dan harus bertugas di Purwakarta, atau masuk dalam pertahanan TRI wilayah Bandung.Abah Emang merupakan satu dari sekian banyak VETERAN perang Tanah Air yang berjasa mengabdikan diri demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Abah Emang turun ke MEDAN TEMPUR dalam agresi militer Belanda II sekitar tahun 1948. Dalam peristiwa tersebut Abah Emang sempat tertembak 8 kali saat bertugas di kawasan hutan karet wilayah Kalijati Subang. Ia diberondong peluru bersama beberapa tentara lain yang sedang menjalankan tugas. 

Pada saat itu juga Abah Terkepung Tentara Belanda Peristiwa itu bermula saat Ia sedang berjalan menuju basecamp bersama tiga rekannya sesama tentara. Rombongan Abah Emang tiba-tiba dikepung oleh sekelompok tentara Belanda. Tanpa ampun keempatnya langsung dihujani timah panas hingga jatuh tak sadarkan diri. Ketiga rekan Abah Emang gugur dalam peristiwa itu. Sementara itu Abang Emang masih bisa bertahan hidup dalam kondisi bersimbah darah dan mendapat 8 luka tembak.

Dalam kondisi tak berdaya, Abah Emang memohon doa kepada Sang Maha Kuasa agar bisa selamat dari peristiwa ini. Ia berharap akan ada warga setempat yang menolongnya. Tak lama kemudian, doanya pun terkabul. Saat TAK BERDAYA itu, ada dua orang perempuan melintas. Dengan kondisi sudah tidak bisa apa-apa, Abah minta tolong kepada dua perempuan itu,"

Dalam kondisi kritis, Abah Emang meminta dua perempuan itu untuk memberinya minum. Meski sempat ketakutan, kedua perempuan itu lantas membawakan air dengan daun pisang untuk Abah Emang. Ia juga meminta kedua perempuan tersebut agar menutupi wajahnya dengan daun pisang untuk mendinginkan tubuhnya.

Dalam kondisi kritis, Abah Emang harus kembali merasakan tindakan KEJI dari para tentara Belanda yang kembali berpatroli untuk memastikan para pejuang Indonesia telah gugur.Abang Emang mengaku beberapa tentara Belanda tersebut menusukkan bayonet ke perutnya. Tak hanya itu, bagian wajah Abah Emang juga diinjak oleh tentara Belanda.

Di Malam yang larut Saat patroli itu, sejumlah pasukan Belanda, menusuk-nusukan bayonet ke perut abah. Beruntung abah tidak memberikan reaksi, termasuk saat sepatu Belanda itu menginjak wajah abah. Jadi, abah bisa selamat, KARENA DIKIRA SUDAH TEWAS.

Abang Emang baru dievakuasi setelah hari beranjak petang. Ia ditolong oleh Main yang merupakan mantan pegawai di kediaman kakeknya. Abah Emang dievakuasi di sebuah tempat di tengah hutan dan SEMPAT TAK SADARKAN DIRI SELAMA 40 HARI.

Seiring berjalannya waktu, luka di tubuh Abah Emang mulai berangsur sembuh. Namun pada 1950, Abah Emang akhirnya memilih untuk pensiun dini mengingat kondisi tubuhnya yang sudah tak memungkinkan lagi Di tahun 1945. Saat pensiun dini itu, usia abah 25 tahun. Jadi, menjadi TRI hanya selama lima tahun

Abah Emang telah mengakui bahwa dirinya pernah mendapat bantuan dari Presiden Soekarno. Prajurit yang cacat seumur hidup dan pensiun dini mendapat kenaikan pangkat tiga tingkat. Jadi, Abah Emang pensiun dengan pangkat sersan mayor (Serma). Selepas pensiun, abah memilih jadi petani Keinginan Abah Emang di usia senjanya tak muluk-muluk. Ia tak berharap mendapat bantuan finansial. Abang Emang merasa cukup dengan pensiunan sebesar Rp2,4 juta per bulannya.Menurutku Abah bberk mendapat lebih dari pada itu mngingat tumpah darah yang pernah dia rasakan selama puluhan hari di bawah kepungan MILITER BELANDA. Dengan demikian berakhirlah sudah perjuangan abah yang begitu gelap gulita nan sakit di bawah tekanan. Kini saatnya ia merasakan KEBAHAGIAAN atas Hasil yang telah ia PERSEMBAHKAN untuk bumi Kandung TANAH AIR Tercinta. INDONESIA

Satu kalimat yang kusimpulkan untuk Abah saat ini adalah “ RAHASIA KEBAHAGIAAN ADALAH KEBEBASAN, RAHASIA KEBEBASAN ADALAH KEBERANIAN”. Dengan apa yang telah abah berikan, KEBERANIAN patut diHARGAI . Bukan tanpa Alasan, Bukan pula Tapi untuk Tak peduli. KINI KEBERADAAN MEREKA PARA PATRIOT sudah sulit dijumpai. KESEMPATAN INILAH Yang harus dijadikan moment bagi KITA Selaku GENERASI MUDA untuk SEMANGAT BERJUANG MEMBELA TANAH AIR NEGARA KITA, INDONESIA. BELAJARLAH DARI SEJARAH MASA LALU. JANGAN SIA SIAKAN Perjuangan mereka. KARENA KEMERDEKAAN YANG GAGAL DIISI HANYA AKAN MENJADI NARASI YANG PENUH BASA BASI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Non-Democratic Side of Policy: Fluktuasi Nilai Demokrasi dalam Penetapan Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sebagai Dampak Pandemi Covid-19 di Indonesia

PERAN BHABINKAMTIBMAS DALAM PENCEGAHAN COVID 19

OPTIMALISASI PERAN POLRI DALAM MENCEGAH PELANGGARAN DALAM PESTA DEMOKRASI PEMILIHAN UMUM 2020 GUNA MEWUJUDKAN KAMTIBMAS YANG KONDUSIF